Puyang Sekendak Ati
Puyang Sekendak Ati
Pada abad ke 14 M Ratu Belungu dari Kerjaan Skala Brak mempunyai 6 orang anak, yaitu Aji Sebelimbing , Aji Selaham (Lontar), Aji Serimbe (Mendingin), Aji Selabung, Aji Sengkuang, Aji Sedipe. Puyang Aji Selaham merantau unruk mendirikan perkampungan baru di Lepak Marlaham.Aji Selaham mepunyai anak yaitu Sultan Male Kaye. Sultan Male Kaye mempunai putra yaitu Puyang Kaye. Puyang Kaye adalah bapak dari Puyang Raudin.
Puyang Raudin yang bergelar Sekendak Ati adalah Leluhur (Penjadi) wilayah Marge Temenggungan. Beliau adalah anak dari Aji Selaham keturunan dari Ratu Belungu. Dimasa Puyang Sekendak Ati yaitu abat ke 16 Masehi sering terjadi petempuran hebat. Salah satu serangan datang dari wilayah Besemah.
Untuk menghadapi serangan musuht Puyang Sekendak ati membuat dusun/ Benteng Pertahanan di Himbe Peramun. Petempuran Petempuran Selalu dimenangkan oleh Puyang Raudin. Sekitar Petengahan abad ke 16 masehi, datang serang musuh yang lebih besar, Sehingga Benteng pertahanan Lontar di hancurkan oleh musuh. Dengan ilmu kesaktiannya Puyang Sekendak Ati mengeluarkan Ajian SILAP-nya, Sehingga Musuh kehilangan jejak, Puyang Rau langsung lengit (datik agi sane). Untuk mengelabui musuhnya yg terus mencarinya Puyang Raudin mengeluarkan Ajian kesaktianya yaitu Yerupe Budak Kecik.
Jika di pada peta saat ini Hutan Adat Dusun Lontar tersebut berada di dahat dusun tangsi. Hutan adat dusun Lontar tersebut cukup luas, Luas Himbe Peramun sekitar beniah 100 kaleng sekirar 200 Hetar. Hutan Himbe Peramn ini di penuhi oleh pohon pohon yang sangat cocok untuk membuat Rumah adat ogan yaitu rumah panggung terbuat dari bahan kayu. Penjadi desa Lontar dahulu menanam pohon di hutan ini yaitu Kayu Tenam, Kayu Seluai, Kayu Cikhuw, kayu Tehap. Tujuan Puyang Raudin dan penerusnya menanam kayu tersebut agar kayu tesebut bisa digunakan oleh Hang lontar untuk membuat Ramun Humah (bahan-bahan Rumah).
Sekitar tahun 1960 dimasa Riye pak Kur masyarakat desa lontar pernah membuat ume di Himbe Peramun tersebut, Hang Lontar yang pernah bume di sana yaitu Acis (pak Mupal).
Tahun 2003 kayu di hutan ini pernah tebang, papan dari kayu Himbe peramun tersebut di peruntukan untuk membuat Rumah Sekolah SMP di Desa Belambangan atas pemintaan oleh kades Belambangan kepada kades Desa Lontar saat itu. Penggunan kayu tersebut sudah mendapat izin secara tertulis dari kades Desa Lontar, Tetapi kades belambang tersebut hanya memamfaatkan kayu nya, secara kepemilikan tana tersebut tetap merupakan tanah adat desa Lontar.
Kemudian Puyang Raudin membangun kembali Dusun Lontar di Pulauw/ Mambang. (lokasi yaitu sebeang tangsi pinggir ayakh ogan. dusun yang di bangun ini cukup makmur dan sejatera, karena sumber daya alam (SDA) yang cukup melimpah yaitu sawah yang luas dan hutan yang subur.
Kemakmuran ini juga ditunjang oleh SDM dusun lontar yang cukup calak (pintar) dalam menuntut (bercocok tanam). Hal ini terbukti oleh pembangunan rumah rumah di lontar yang bagus dan kokoh serta banyak orang dari lontar yang menjadi orang sukses di tempat perantauan.
Diawal abad ke 18, Sungai laham dan sungai ugan terjadi rawang agung (banjir besar), Sehingga Dusun Lontar di larat rawang senggga banyak humah di lontar anyut. Becana Rawang agung ini mengakibatkan aliran sungai Ugan (Terusan Mambang) dari muara laham sampai Muara Bung berpindah. Batanghari sungai ogan bergeser 30 m kearah utara (posisi sungai ogan sekarang).
Untuk keamanan dusun Lontar dari bancana banjir maka, oleh Penerus Puyang Sekenadak Ati yaitu Puyang Kemale raje dan Puyang Kewaje Wire dusun lontar di pindahkan Ke Lepak Lontar. maka dibuat lah pebagian timbokan lurus dari ulak nguk ulu dan dari lembak nguk dahat. Lontar bagian Ulak di pimpin oleh Puyang Kewaje Wire dan Lontar bagian ulu di pimpin oleh Puyang Kemale raje.
Sehingga Dusun lontar yang makmur ini terus berkembang, kemudian ada Perantau dari Bengkulu Yaitu Jage Ratu bergelar Patih Ruyung, Patih Ruyung ini di beri kedudukan di lontar ulu bagian lembak.
Pada abad ke 14 M Ratu Belungu dari Kerjaan Skala Brak mempunyai 6 orang anak, yaitu Aji Sebelimbing , Aji Selaham (Lontar), Aji Serimbe (Mendingin), Aji Selabung, Aji Sengkuang, Aji Sedipe. Puyang Aji Selaham merantau unruk mendirikan perkampungan baru di Lepak Marlaham.Aji Selaham mepunyai anak yaitu Sultan Male Kaye. Sultan Male Kaye mempunai putra yaitu Puyang Kaye. Puyang Kaye adalah bapak dari Puyang Raudin.
Puyang Raudin yang bergelar Sekendak Ati adalah Leluhur (Penjadi) wilayah Marge Temenggungan. Beliau adalah anak dari Aji Selaham keturunan dari Ratu Belungu. Dimasa Puyang Sekendak Ati yaitu abat ke 16 Masehi sering terjadi petempuran hebat. Salah satu serangan datang dari wilayah Besemah.
Untuk menghadapi serangan musuht Puyang Sekendak ati membuat dusun/ Benteng Pertahanan di Himbe Peramun. Petempuran Petempuran Selalu dimenangkan oleh Puyang Raudin. Sekitar Petengahan abad ke 16 masehi, datang serang musuh yang lebih besar, Sehingga Benteng pertahanan Lontar di hancurkan oleh musuh. Dengan ilmu kesaktiannya Puyang Sekendak Ati mengeluarkan Ajian SILAP-nya, Sehingga Musuh kehilangan jejak, Puyang Rau langsung lengit (datik agi sane). Untuk mengelabui musuhnya yg terus mencarinya Puyang Raudin mengeluarkan Ajian kesaktianya yaitu Yerupe Budak Kecik.
Jika di pada peta saat ini Hutan Adat Dusun Lontar tersebut berada di dahat dusun tangsi. Hutan adat dusun Lontar tersebut cukup luas, Luas Himbe Peramun sekitar beniah 100 kaleng sekirar 200 Hetar. Hutan Himbe Peramn ini di penuhi oleh pohon pohon yang sangat cocok untuk membuat Rumah adat ogan yaitu rumah panggung terbuat dari bahan kayu. Penjadi desa Lontar dahulu menanam pohon di hutan ini yaitu Kayu Tenam, Kayu Seluai, Kayu Cikhuw, kayu Tehap. Tujuan Puyang Raudin dan penerusnya menanam kayu tersebut agar kayu tesebut bisa digunakan oleh Hang lontar untuk membuat Ramun Humah (bahan-bahan Rumah).
Sekitar tahun 1960 dimasa Riye pak Kur masyarakat desa lontar pernah membuat ume di Himbe Peramun tersebut, Hang Lontar yang pernah bume di sana yaitu Acis (pak Mupal).
Tahun 2003 kayu di hutan ini pernah tebang, papan dari kayu Himbe peramun tersebut di peruntukan untuk membuat Rumah Sekolah SMP di Desa Belambangan atas pemintaan oleh kades Belambangan kepada kades Desa Lontar saat itu. Penggunan kayu tersebut sudah mendapat izin secara tertulis dari kades Desa Lontar, Tetapi kades belambang tersebut hanya memamfaatkan kayu nya, secara kepemilikan tana tersebut tetap merupakan tanah adat desa Lontar.
Kemudian Puyang Raudin membangun kembali Dusun Lontar di Pulauw/ Mambang. (lokasi yaitu sebeang tangsi pinggir ayakh ogan. dusun yang di bangun ini cukup makmur dan sejatera, karena sumber daya alam (SDA) yang cukup melimpah yaitu sawah yang luas dan hutan yang subur.
Kemakmuran ini juga ditunjang oleh SDM dusun lontar yang cukup calak (pintar) dalam menuntut (bercocok tanam). Hal ini terbukti oleh pembangunan rumah rumah di lontar yang bagus dan kokoh serta banyak orang dari lontar yang menjadi orang sukses di tempat perantauan.
Diawal abad ke 18, Sungai laham dan sungai ugan terjadi rawang agung (banjir besar), Sehingga Dusun Lontar di larat rawang senggga banyak humah di lontar anyut. Becana Rawang agung ini mengakibatkan aliran sungai Ugan (Terusan Mambang) dari muara laham sampai Muara Bung berpindah. Batanghari sungai ogan bergeser 30 m kearah utara (posisi sungai ogan sekarang).
Untuk keamanan dusun Lontar dari bancana banjir maka, oleh Penerus Puyang Sekenadak Ati yaitu Puyang Kemale raje dan Puyang Kewaje Wire dusun lontar di pindahkan Ke Lepak Lontar. maka dibuat lah pebagian timbokan lurus dari ulak nguk ulu dan dari lembak nguk dahat. Lontar bagian Ulak di pimpin oleh Puyang Kewaje Wire dan Lontar bagian ulu di pimpin oleh Puyang Kemale raje.
Sehingga Dusun lontar yang makmur ini terus berkembang, kemudian ada Perantau dari Bengkulu Yaitu Jage Ratu bergelar Patih Ruyung, Patih Ruyung ini di beri kedudukan di lontar ulu bagian lembak.
ASSALAMU'ALAIKUM. APAKAH ADA SILSILAH DARI PUYANG SEKENDAK ATI? MOHON IFONYA, TERIMA KASIH
BalasHapus